1000 Burung Kertas <3
Sewaktu Bima dan Ashit(disamarkan) baru pacaran,
Bima melipat 1000 burung kertas buat Ashit,
menggantungkannya di dalam kamar .
Bima mengatakan 1000 burung kertas itu menandakan 1000
ketulusan hatinya.Waktu itu...Ashit dan Bima setiap detik selalu merasakan
betapa indahnya cinta merekaberdua...Tetapi pada suatu saat, Ashit mulai
menjauhi Bima.
Ashit memutuskan untuk menikah dan pergi ke Perancis...
Ke Paris...Tempat yang dia impikan di dalam mimpinya
berkali2 itu...
Sewaktu Ke Paris...Tempat yang dia impikan di dalam mimpinya
berkali2 itu...Sewaktu Ashit mau memutuskan Bima, Ashit bilang sama Bima,
kita harus melihat dunia ini dengan pandangan yang dewasa…
Menikah bagi cewek adalah kehidupan kedua kalinya…
Aku harus bisa memegang kesempatan ini dengan baik. Kamu
terlalu miskin, sungguh aku tidak berani membayangkanbagaimana kehidupan kita
setelah menikah...!!
Setelah Ashit pergi ke Perancis,
Bima bekerja keras...
dia pernah menjual koran...
jaga warnet ....
menjadi karyawan sementara...
bisnis kecil...
setiap pekerjaan kerjakan dengan sangat baik dan tekun.Sudah
lewat beberapa tahun...Karena pertolongan teman dan kerja kerasnya,akhirnya dia
mempunyai sebuah perusahaan.Dia sudah kaya, tetapi hatinya masih tertuju pada
Ashit,
dia masih tidak dapat melupakannya.
Pada suatu hari... waktu hujan,
Bima dari mobilnya melihat sepasang orang tua berjalan
sangat pelan di
depan.
Dia mengenali mereka, mereka adalah orang-tua Ashit....
Dia ingin mereka lihat kalau sekarang dia tidak hanya
mempunyai mobil
pribadi,
tetapi juga mempunyai villa dan perusahaan sendiri,
ingin mereka tahu kalau dia bukan seorang yang miskin lagi,
dia sekarang adalah seorang Boss.
Bima mengendarai mobilnya sangat pelan sambil mengikuti
sepasang orang-tua
tersebut.
Hujan terus turun tanpa henti, biarpun kedua orang-tua itu
memakai payung,
tetapi badan mereka tetap basah karena hujan.
Sewaktu mereka sampai tempat tujuan,
Bima tercegang oleh apa yang ada di depan matanya, itu
adalah tempat
pemakaman.
Dia melihat di atas papan nisan dia masih tidak dapat
melupakannya.
Dia melihat di atas papan nisan Ashit tersenyum sangat manis
terhadapnya.
Di samping makamnya yang kecil, tergantung burung2 kertas
yang dibuatkan
Bima.
Dalam hujan, burung2 kertas itu terlihat begitu hidup,
Orang-tua Ashit memberitahu Bima,Ashit tidak pergi ke Paris,
Ashit terserang kanker, Ashit pergi ke surga.Ashit ingin Bima menjadi orang,
mempunyai keluarga yang harmonis,
maka dengan terpaksa berbuat demikian terhadap Bima
dulu.mempunyai keluarga yang harmonis,maka dengan terpaksa berbuat demikian
terhadap Bima dulu.Ashit bilang dia sangat mengerti Bima,
dia percaya kalau Bima pasti akan berhasil.dia percaya kalau
Bima pasti akan berhasil.Ashit mengatakan...
kalau pada suatu hari Bima akan datang ke makamnya
dan berharap dia membawakan beberapa burung kertas buatnya
lagi.
Bima langsung berlutut,
berlutut di depan makam Ashit,
menangis dengan begitu sedihnya.
Hujan pada hari itu terasa tidak akan berhenti,
membasahi sekujur tubuh Bima.
Bima teringat senyum manis menangis dengan begitu
sedihnya
Hujan pada hari itu terasa tidak akan berhenti,membasahi sekujur tubuh
Bima.Bima teringat senyum manis Ashit yang begitu manis dan polos,
Mengingat semua itu,
hatinya mulai meneteskan darah...
Sewaktu orang-tua itu keluar dari pemakaman,
mereka melihat kalau Bima sudah membukakan pintu mobil untuk
mereka.
Lagu sedih terdengar dari dalam mobil tersebut.
"Hatiku tidak pernah menyesal,semuanya hanya untukmu 1000 burung kertas,1000 ketulusan hatiku,beterbangan di dalam anginmenginginkan bintang yang lebat besebaran di langit...melewati sungai perak,apakah aku bisa bertemu denganmu?Tidak takut berapapun jauhnya,hanya ingin sekarang langsung berlari ke sampingmu.Masa lalu seperti asap...hilang dan tak kan kembali…menambah kerinduan di hatiku...Bagaimanapun dicari,jodoh kehidupan ini pasti tidak akan berubah.."
Sewaktu Bima dan Ashit(disamarkan) baru pacaran,
Bima melipat 1000 burung kertas buat Ashit,
menggantungkannya di dalam kamar .
Bima mengatakan 1000 burung kertas itu menandakan 1000
ketulusan hatinya.Waktu itu...Ashit dan Bima setiap detik selalu merasakan
betapa indahnya cinta merekaberdua...Tetapi pada suatu saat, Ashit mulai
menjauhi Bima.
Ashit memutuskan untuk menikah dan pergi ke Perancis...
Ke Paris...Tempat yang dia impikan di dalam mimpinya
berkali2 itu...
Sewaktu Ke Paris...Tempat yang dia impikan di dalam mimpinya
berkali2 itu...Sewaktu Ashit mau memutuskan Bima, Ashit bilang sama Bima,
kita harus melihat dunia ini dengan pandangan yang dewasa…
Menikah bagi cewek adalah kehidupan kedua kalinya…
Aku harus bisa memegang kesempatan ini dengan baik. Kamu
terlalu miskin, sungguh aku tidak berani membayangkanbagaimana kehidupan kita
setelah menikah...!!
Setelah Ashit pergi ke Perancis,
Bima bekerja keras...
dia pernah menjual koran...
jaga warnet ....
menjadi karyawan sementara...
bisnis kecil...
setiap pekerjaan kerjakan dengan sangat baik dan tekun.Sudah
lewat beberapa tahun...Karena pertolongan teman dan kerja kerasnya,akhirnya dia
mempunyai sebuah perusahaan.Dia sudah kaya, tetapi hatinya masih tertuju pada
Ashit,
dia masih tidak dapat melupakannya.
Pada suatu hari... waktu hujan,
Bima dari mobilnya melihat sepasang orang tua berjalan
sangat pelan di
depan.
Dia mengenali mereka, mereka adalah orang-tua Ashit....
Dia ingin mereka lihat kalau sekarang dia tidak hanya
mempunyai mobil
pribadi,
tetapi juga mempunyai villa dan perusahaan sendiri,
ingin mereka tahu kalau dia bukan seorang yang miskin lagi,
dia sekarang adalah seorang Boss.
Bima mengendarai mobilnya sangat pelan sambil mengikuti
sepasang orang-tua
tersebut.
Hujan terus turun tanpa henti, biarpun kedua orang-tua itu
memakai payung,
tetapi badan mereka tetap basah karena hujan.
Sewaktu mereka sampai tempat tujuan,
Bima tercegang oleh apa yang ada di depan matanya, itu
adalah tempat
pemakaman.
Dia melihat di atas papan nisan dia masih tidak dapat
melupakannya.
Dia melihat di atas papan nisan Ashit tersenyum sangat manis
terhadapnya.
Di samping makamnya yang kecil, tergantung burung2 kertas
yang dibuatkan
Bima.
Dalam hujan, burung2 kertas itu terlihat begitu hidup,
Orang-tua Ashit memberitahu Bima,Ashit tidak pergi ke Paris,
Ashit terserang kanker, Ashit pergi ke surga.Ashit ingin Bima menjadi orang,
mempunyai keluarga yang harmonis,
maka dengan terpaksa berbuat demikian terhadap Bima
dulu.mempunyai keluarga yang harmonis,maka dengan terpaksa berbuat demikian
terhadap Bima dulu.Ashit bilang dia sangat mengerti Bima,
dia percaya kalau Bima pasti akan berhasil.dia percaya kalau
Bima pasti akan berhasil.Ashit mengatakan...
kalau pada suatu hari Bima akan datang ke makamnya
dan berharap dia membawakan beberapa burung kertas buatnya
lagi.
Bima langsung berlutut,
berlutut di depan makam Ashit,
menangis dengan begitu sedihnya.
Hujan pada hari itu terasa tidak akan berhenti,
membasahi sekujur tubuh Bima.
Bima teringat senyum manis menangis dengan begitu
sedihnya
Hujan pada hari itu terasa tidak akan berhenti,membasahi sekujur tubuh Bima.Bima teringat senyum manis Ashit yang begitu manis dan polos,
Hujan pada hari itu terasa tidak akan berhenti,membasahi sekujur tubuh Bima.Bima teringat senyum manis Ashit yang begitu manis dan polos,
Mengingat semua itu,
hatinya mulai meneteskan darah...
Sewaktu orang-tua itu keluar dari pemakaman,
mereka melihat kalau Bima sudah membukakan pintu mobil untuk
mereka.
Lagu sedih terdengar dari dalam mobil tersebut.
"Hatiku tidak pernah menyesal,semuanya hanya untukmu 1000 burung kertas,1000 ketulusan hatiku,beterbangan di dalam anginmenginginkan bintang yang lebat besebaran di langit...melewati sungai perak,apakah aku bisa bertemu denganmu?Tidak takut berapapun jauhnya,hanya ingin sekarang langsung berlari ke sampingmu.Masa lalu seperti asap...hilang dan tak kan kembali…menambah kerinduan di hatiku...Bagaimanapun dicari,jodoh kehidupan ini pasti tidak akan berubah.."
0 Comments